Intinya

4:13 PM

Buku ini bagus, bener2 mendukung apa yang selama ini benar2 ada dibenakku. Bener2 sangat menjawab.. Alhamdulillah Rabb atas segala rahmat dan petunjukMu.. Jazakumullah khairan katsir kepada semua perantara2 yang membawa pada buku ini..

Ada beberapa point penting yang masuk dipikiranku

1. LOGIKA PERANTARA

Beribadah itu untuk mendekatkan diri dengan Sang Illah, Allah... tanpa harus kita melalui perantara misalnya dibuku yang versi asli (cetakan awal) disebutkan pada shalawat nariyah. Ada sedikit perintah untuk mengecek kembali tawasul2 shalawat nariyah. Ada pemujaan2 terhadap suatu tertentu yang harusnya nggak ada dalam islam. Jadi, beribadahlah langsung kepada Allah, tanpa embel2 si A si B. Rasulullah sendiri mengatakan bahwa orang yang melafalkan syahadat dengan sedalam2nya lah yang akan mendapan Syafa'at beliau. Tapi disini aku bingung, bagaimana posisi Rasulullah?

2. TELUK MUTIARA

bahwasannya pemimpin yang buruk akan membawa dampak yang buruk bagi bawahannya. Jangan kau menjunjung setinggi2nya pada pemimpinmu seakan2 dia benar seutuhnya. Ketahuilah bahwa kebenaran bersumber pada 2 hal yaitu qur'an dan hadits. Jika dia memegang teguh pada dua hal itu, selamatlah kamu, jika tidak? Wassalam sampai jumpa.. XD jadi yang kutangkap begini, misal contohnya akhir2 ini banyak majelis2 sholawat, ngaji dan sebagainya. Sejujurnya aku sendiri kurang begitu suka (maaf agak pilih2 memang dalam hal beljar islam) ikut majelis2 seperti itu.kalo ditanya kenapa, jawabanku tetep sama, aku gak mau jadi muslimah NU, muslimah Muhammadiyah, muslimah roudhatul jannah. Aku cuman pengennya satu, jadi muslimah! Begitulah.. Takutnya jika ikut yang begitu2 an malah jadi identitas. Bahkan sampe menjunjung tinggi pimpinan majelis dan bahkan mengagung2kannya. Mereka seakan2 lupa sama Rasulullah. Itu aja sih..

Yang kedua, anak pesantren, dari dulu aku heran kenapa sangat menjunjung tinggi dan menghormat penuh pada pemimpin mereka, biasa disebut pak kyai dan bu nyai. Aku tau menghormati pimpinan itu sebuah mandatory, tapi yang kulihat anak2 pesantren itu benar2 membenarkan semua perkataan keduanya. Misalnya disuruh belajar kitab kuning. Aku paling gak sreg sama metode belajar kitab kuning, mengapa mereka belajar islam dengan cara yang sulit? Gak bisakah itu kitab kuning di translate ke bahasa indonesia yang mudah dipahami dan lebih cepat merasuk dalam qalbu? Heran.. Bener2 heran.. Sampe dulu pernah debat sma mbakku sendiri yang anak pesantren. Pas tak tanya ini itu, ujung2nya dia jawab karna itu tradisi, sudah diterapkan oleh nenek moyang sebelumnya. Menurutku, dari dulu sampai saat aku ngetik ini, metode mereka eswete banget. Tapi disini aku gak tau posisiku bener atau gak tapi aku meyakini kalo belajar kitab kuning itu lama belajarnya. Bisa jadi ada hal yang memang gak kuketahui dari belajar kitab kuning kok sampai pada saat ini masih tetap dipakai.


Mohon maaf apabila ada kata2 yang menyinggung siapapun, sebenernya gak bermaksud juga buat bikin tersinggung. Maaf juga, pemikiran ini diketik oleh manusia yang masih sedikit ilmu dan masih perlu belajar banyak hal

You Might Also Like

0 comments

tinggalkan komentar yah :D

Follow Us

Like us on Facebook

Flickr Images